Tarian Untuk Para Perantau
Kreativitas seniman Indonesia tidak pernah berhenti berkembang. Dengan membawa tradisi Minangkabau, Nan Jombang Dance Company bersama Galeri Indonesia Kaya (GIK) mempersembahkan pertunjukan tari bertajuk “Rantau Berbisik” pada pekan lalu di Auditorium GIK, West Mall Grand Indonesia, Jakarta.
Tarian yang dipersembahkan selama kurang lebih 55 menit ini menceritakan tentang kehidupan rantau khas Minangkabau. Bagi masyarakat Minangkabau, tradisi merantau merupakan kebiasaan yang diteruskan secara turun-menurun.
Sejak kecil, lelaki Minang telah terbiasa menjelajah dan mencari ilmu. Mereka bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan rantau tanpa melupakan jati diri mereka. Bila tidak merantau, maka ada bagian-bagian dari hukum matriakat—sedikit-banyaknya— terlanggar dalam upaya pencarian nafkah dan kehidupan anak-istri. Bila ini sampai terjadi, maka hal itu merupakan sesuatu yang memalukan.
Lewat penampilan grup Nan Jombang Dance Company ini, para penari berupaya mengenalkan tradisi merantau ala budaya Minangkabau melalui tarian yang dipentaskan dengan cara menyenangkan dan menghibur. Menurut pendirinya, Ery Mefry, grup Nan Jombang Dance Company ini akan terus berusaha menelurkan hal-hal kreatif untuk terus mendekatkan tradisi agar lebih dicintai oleh generasi muda.
“Seni tari merupakan salah satu kesenian Indonesia yang harus selalu dilestarikan. Dengan menggabungkan seni tari dan budaya Minang, kami harap masyarakat, terutama generasi muda Indonesia semakin mengenal dan mencintai budaya Indonesia dengan cara yang juga menghibur,” ujar Ery Mefri.
Nan Jombang Dance Company Padang didirikan oleh Ery Mefri pada 1983 di Padang, Sumatra Barat. Kelompok tari ini terus memproduksi karya-karya tari modern yang mendasarkan diri pada tradisi-tradisi Minangkabau. Non Jombang Dance Company bertujuan untuk melestarikan seni tari Minangkabau dan juga membawa elemen kontemporer ke dalamnya.
Menurut Ery, gerakan tari Nan Jombang tidak hanya dipengaruhi oleh unsur modern, tapi juga ada unsur spiritual dan seni bela diri khas Sumatra Barat. Tepukan tangan, nyanyi-nyanyian, serta membuat irama dengan tepukan ke tubuh mengiringi para penari dalam menghidupkan kisah dramatis pemuda Minangkabau yang pergi meninggalkan kampung halaman mereka untuk mengadu nasib di dunia luar.
“Dalam karya ‘Rantau Berbisik’, saya fokus pada langkah awal sebagian para perantau mengawali kehidupannya di perantauan dengan membuka warung nasi Padang secara kecil-kecilan. Namun, ini adalah awal kerja keras untuk menjadi usaha besar kelak kemudian hari,” kata Ery Mefri yang sudah 27 tahun malang melintang dan menciptakan puluhan tari Minang kontemporer.
Nan Jombang Dance Company telah aktif berpentas di berbagai acara seni berskala nasional maupun internasional. Di mancanegara, grup tari ini pernah mengadakan pentas di American Dance Festival di Durham, Carolina Utara, dan New York, Amerika Serikat pada tahun 1994 dan terakhir, tur Amerika dengan karya “Rantau Berbisik” dan “Sarikaik” pada 2012.
Sedangkan, di dalam negeri, Nan Jombang Dance Company pernah mengadakan tur Sumatra meliputi Padang, Bengkulu, Medan-Sumatra Utara, dan Lampung dengan karya “Hutan Warisan” dan “The big question”. Selain itu, ada pula program Keliling Hibah Seni Yayasan Kelola 2002 di Taman Budaya Sumatra Barat, STSI Padang Panjang, Taman Budaya Bengkulu, TUK Jakarta, Dewan Kesenian Lampung, dan Habitat Seni Lak Lak Medan dengan karya “Mati Suri”.
sumber:
https://www.republika.co.id/berita/nmqe0i14/tarian-untuk-para-perantau