Padang — Seniman tanah minangkabau tak akan berhenti berkarya meski pandemi, justru saat krisis maka seniman semakin kreatif.
Seperti Nan Jombang Dance Company sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi covid-19, kini siap menggelegarkan lagi Kaba Festival, cataatt.. show timenya Selasa-Kamis, 1-3 November 2022 di Ladang Tari Nan Jombang Balai Baru-Padang.
Khusus Rabu tanggal 2 November 2022, dilaksanakan Temu Ramah Seniman, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB, bertempat di Gedung Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang.
Menurut Ery Mefri, Pimpinan Nan Jombang Dance Company, Kaba Festival merupakan kelanjutan dari Galanggang Tari Sumatera yang ditampilkan sejak 1988, dan pada 2016 berganti nama menjadi Kaba Festival.
“Sebagaimana namanya, ini adalah kaba atau kabar tentang seni, tentang hasil karya yang selama ini, mungkin tak pernah tampil dalam artian sesungguhnya. Ini adalah ajang unjuk karya, keluar dari rumah yang tak terkunci, tapi kaki tak bisa melangkah,” ujar Ery Mefri, Rabu 26/10-2022.
Jika akan diberikan apresiasi, lanjut Ery, maka itu adalah hak seni itu sendiri. Adalah hak pelaku kesenian, adalah hak kekayaan intelektualitas sebagai anak bangsa.
Dalam Kaba Festival semaksimal mungkin ditampilkan seni pertunjukkan kontemporer berbasis tradisi. Apa yang ditampilkan menurut Ery adalah proses panjang dari karya dan karsa.
Dikatakan Ery, Nan Jombang Dance Campany adalah bagian dari itu, sebuah grup yang dibangun dengan tangan sendiri. Tapi hidup tak bisa sendiri.
Dengan penuh syukur, Ery mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membesarkan Nan Jombang.
“Tak pernah ada seorang pun bisa meraih piala sendirian, ia memerlukan bantuan orang lain. Saya merasakan hal itu, sama halnya dengan merasakan kesendirian yang sunyi,”ujar Ery.
Ery menilai negeri ini sudah tak sunyi. Banyak kawan seniman yang hadir dalam blantika ini. Pada saat yang sama atas izin Allah pihaknya dari Nan Jombang menemukan berbagai ide untuk diolah.
“Lalu bagi orang di luar negeri sana, menarik. Kami osong ke sana, kami beritahu dunia, bahwa Minangkabau bisa,”ujar seniman berusia 64 tahun asal Saningbakar Solok ini.
“Dan saya ingin, kita semua bisa. Siapapun kita asal berkarya. Karya adalah aroma dari kehidupan keseharian seseorang atau kelompok. Betapa saya menyaksikan, sebuah karya hadir tidaklah mudah. Ide yang brilian, perenungan yang dalam, akan berkeping-keping jika suasana hati dan lingkungan tidak mendukung,”ujarnya
Kata Ery lagi, lingkungan mesti diajak dan disandarkan, bahwa karya seni, tidak serta merta bisa hadir. Tari misalnya, memerlukan perenungan, pengolahan pikiran menjadi teks dan menjadi gerakan. Hampir semua gerakan hanya bisa oleh tubuh.
“Saya sudah tua oleh semua proses kreatif tentang tari-menari ini. Tentang proses penciptaan karya kontemporer. Walau begitu, saya merasa masih jauh. Keinginan utama kami di Nan Jombang adalah munculnya hasil karya anak bangsa yang hebat, menggagumkan bahkan menggetarkan,” terang koreografer tari yang sudah mementaskan karyanya di banyak tempat di luar negeri, seperti Singapura, Filipina, Korea, Jepang, Australia, Inggris, Jerman, dan lainnya
Kaba Festival, sekuat dan selemah apapun, kata Ery, merupakan satu cara untuk itu. Jika saja bangsa besar ini, memberikan perhatian lebih kepada aspek kebudayaan, niscaya hasil-hasil anak bangsa akan gemilang.
Untuk itu, kata Ery, kita mesti menggugah bangsa yang sedang sibuk ini, tanpa itu, kita takkan bisa dianggap. Jangan salahkan pihak di luar diri kita. Tapi jangan pula menyalahkan diri sendiri. Yang perlu adalah movitasi kerja.
“Saya walau tak sehebat yang dibayangkan sudah berusaha sejak 1983, hampir 40 tahun. Dalam Kaba Festival ini, ucapan terima kasih yang panjang dan takzim saya ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan doa, spirit atau bahkan sponsor seperti Djarum Fondation, PT Semen Padang, pemerintah dan kawan-kawan semua. Apalagi pers dan para penulis yang budiman,” tukasnya.
Sebut Ery lagi, di ladang tari Nan Jombang sudah banyak karya yang ditampilkan.
“Semua yang tampil dan belum adalah saudara kandung kita semua. Mereka datang dengan harapan yang tinggi. Saya berharap masa depan kebudayaan dan kesenian kita akan semakin gemilang,” pungkas Ery.
Terakhir Ery mengajak untuk hadir di Kaba Festival 2022, dimana akan ada penampilan Rodrigo Parejo dari Spanyol, kemudian Mahatma Muhammad (Padang), Fiza Dance Company (Padang), Kurniadi Ilham Mendalo Dance Project (Jambi), Nani Topeng Losari (Cirebon), dan Taufik Adam (Jakarta). (sa)