Kisah Minang dalam Koreografi Nan Jombang

Tradisi merantau orang Minangkabau (Sumatera Barat) diperkenalkan kepada masyarakat Austria dalam pertunjukan tari “Rantau Berbisik”. Tarian itu dibawakan dengan dinamis oleh enam penari dari Nan Jombang, grup tari asal Padang sebagai bagian dari rangkaian Festival Europalia Indonesia yang berlangsung sejak Oktober 2017 hingga Januari 2018 mendatang di sejumlah negara Uni Eropa.

Informasi itu disampaikan Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI/PTRI Wina, Wina Retnosari seperti dilansir Antaranews (13/12/2017).

Perlu Millens tahu, yang ditampilkan di Festival Europalia itu bukan grup semenjana atau cengcengpo. Hampir semua yang ditampilkan di berbagai negara Eropa itu grup atau kelompok kesenian tradisional yang punya nama di Indonesia. Salah satunya ya kelompok tari Nan Jombang.

Nan Jombang Dance Company, begitu nama resminya. Ini bukan grup tari kemarin sore karena sudah didirikan pada 1983 oleh Ery Mefri.

Sebelum mengulas Nan Jombang, ada baiknya kita kenali dulu siapa pendirinya. Ery Mefri adalah seorang koreografer tari yang banyak mengolah unsur-unsur tari tradisional Minangkabau. Dia mengawali kariernya bersama Grup Gumarang Sakti pimpinan Gusmiati Suid (asal tahu saja, nama ini juga legendaris dalam tari kontemporer, khususnya yang mengeksplorasi khazanah budaya Minang-Red).

Ery moncer sebagai koreografer yang demen melakukan pencarian ekspresi baru dalam setiap karyanya. Karaya-karyanya tampil di berbagai festival tari dunia, antara lain di Essen, Berlin, Tokyo, Singapura, dan London. Intinya, koreografi Ery sudah berkelas dunia.

Nama Nan Jombang sebagai kelompok tari diambil dari judul karya Ery Mefri: “Nan Jombang”.  Bersama Nan Jombang Dance Company ini Ery Mefri memproduksi karya-karya tari modern yang mendasarkan diri pada tradisi Minangkabau. Seperti sudah disebutkan, kelompok ini telah berpentas di berbagai acara seni berskala nasional maupun internasional, antara lain, American Dance Festival di Durham, Carolina Utara dan New York, Amerika Serikat (1994), Contemporary Dance Festival di STSI Padang Panjang (1995).

Kelompok ini juga pernah bikin Forum Kerja Koreografer 3 Negara: Indonesia, Amerika, dan Korea Selatan (2000).Nggak ketinggalan, mereka melakukan pentas keliling Tarian Malam di Singapura, Australia, dan Amerika Serikat (2012).

Pada 2008, Ery Mefri mendapat penghargaan Tuah Sakato dari Gubernur Sumatera Barat sebagai seniman yang total dan mengabdi untuk kemajuan kesenian dan kebudayaan Sumatera Barat.

Ya, apresiasi bagus selalu diberikan untuk tampilan Nan Jombang. Mau bukti?

Yang terbaru, saat tampil di Austria, tarian “Rantau Berbisik” mendapat aplaus  dari penonton. Seperti dikutip dari Antaranews 913/12/2017),  para penonton memuji penampilan Nan Jombang yang dinilai sangat ekspresif. Begitu pula, pujian luar biasa untuk teknik pembuatan musik secara manual oleh penari yang memukul beberapa perangkat makan berupa gelas dan piring di atas panggung.

Ketua Asosiasi Pencak Silat di Austria, Stephan Taibl, yang menonton bersama keluarganya mengatakan gerakan tari mereka sangat indah. “Saya paham sekali gerakan yang diperagakan sebagian besar merupakan teknik silat dan itu tidak mudah dilakukan. Teknik pernapasan yang digunakan luar biasa,” ujar Stephan Taibl. (EBC/SA)

Koreografi Ery Mefri bersama Nan Jombang:

  • Nan Jombang
  • Alua jo Patuik
  • Hep ta ei ti
  • Nan ta Sirek
  • Saraso
  • Bailau
  • Pitaruah
  • Ah
  • Rasian
  • Tangka Sang Cangka
  • Tiang Nagari
  • Adat Salingka Nagari
  • Rantok Piriang
  • Sarikaik Pangka Sangketo
  • Negeri Tak Berbaju

Sumber:

https://inibaru.id/indimania/kisah-minang-dalam-koreografi-nan-jombang