Festival Nan Jombang Tgl3 Mei 2019 “Dikia Pauh”
Kesenian tradisi membutuhkan generasi penerus untuk melanjutkan tongkat estafet agar kesenian tersebut dapat terjaga dan berkembang. Namun kesenian tradisi pada era milenial saat ini seolah ditinggalkan generasi. Permasalahan ini tidak bisa dibebankan kepada perubahan zaman atau generasi muda itu sendiri. Minimnya panggung yang dimiliki oleh seniman tradisi sepertinya menjadi titik sentral kenapa kesenian tradisi kehilangan penikmat serta peminat sehingga menjadi barang langka. Untuk itu, Festival Nan Jombang Tanggal 3 (FNJT3) selalu memberikan panggung kepada para seniman tradisi dengan harapan kesenian tradisi khususnya di Minangkabau selalu terjaga dan tidak hilang keberadaannya. Festival ini juga merupakan bentuk apresiasi kepada seniman tradisi yang selalu setia menjaga kesenian tradisi.
Festival yang diselenggarakan oleh Nan Jombang Group bersama Komunitas Galombang Minangkabau ini masih di dukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Di tahun ke-7 penyelenggaraannya FNJT3 tidak hanya menampilkan kesenian tradisi dari Minangkabau, namun juga dari daerah di luar Minangkabau. Bila sebelumnya FNJT3 menghadirkan kesenian tradisi dari Tanah Melayu, pada 3 Mei 2019 besok FNJT3 akan menampilkan kesenian tradisi dari Padang yaitu Dikia Pauh.
Dikia Pauh merupakan salah satu kesenian tradisi yang cukup populer pada masanya di Sumatera Barat. Kesenian ini berbentuk shalawat dan hikayat nabi Muhammad SAW. Dalam penyajiannya Dikia Pauh memiliki 5 sesi, yaitu dikia, shalawat, hikayat, bersanji dan do’a maulid. Berbeda dengan kesenian berbentuk dikia atau shalawat lainnya di Minangkabau, Dikia pauh tidak hanya dimainkan dengan duduk namun juga pada beberapa sesi mereka akan memainkannya dengan berdiri seperti layaknya menari.
Dulu kesenian ini dimainkan hanya untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun dalam perjalanannya, kesenian ini tidak hanya dimainkan ketika maulid nabi saja. Seperti yang diterangkan oleh Janidir Rajo Intan yang merupakan salah seorang pelantun kesenian ini “dulu kesenian ini hanya untuk memperingati maulid nabi saja, tapi sekarang bisa ke acara apa saja seperti baralek, menaiki rumah dan lain sebagainya”, terangnya. Laki-laki yang berumur 78 tahun ini sudah memainkan Dikia Pauh sejak tahun 1965 tepatnya saat dia masih berusia 13 tahun. Dia mempelajarinya dari salah seorang “guru gadang” yang bernama Angku Ketek Rali dari Pauh.
Penampilan Dikia Pauh di FNJT3 besok sekaligus untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Untuk itu, silahkan datang dalam kemeriahan FNJT 3 pada hari Jum’at tepatnya tanggal 3 Mei 2019 di Ladang Tari Nan Jombang, belakang perumahan Polda Balai Baru, Padang. Sama seperti perhelatan bulan-bulan sebelumnya, festival ini akan di mulai pada pukul 20:00 WIB.